Loading

Kamis, 07 Maret 2013

Toko Bunga Surabaya


Rek ayo rek mlaku mlaku nang tunjungan, semanggi suroboyo, lontong balap wonokromo itulah sepintas lagu dari Mus Mulyadi tentang Surabaya yang di nyanyikan di era tahun 70 an. Jalan Tunjungan merupakan urat nadi kota Surabaya di mana terletak sebuah momentum sangat penting untuk generasi muda kita akan sebuah perjuangan yang memerlukan pengorbanan. Mereka tidak saja mengorbankan harta benda, martabat juga nyawa demi sebuah kehormatan akan kemerdekaan, Hotel Oraye yang dulu dan sekarang menjadi Hotel Tunjungan yang terjadi perobekan bendera Belanda Merah, Putih, Biru menjadi Bendera merah dan putih, Ratusan nyawa melayang yang terjadi di jalan ini. Belum lagi lagu Jembatan Merah yang terletak di Surabaya utara dari dulu hingga sekarang tetap jembatannya warnanya merah, di bawah jembatan itu ratusan nyawa seorang pahlawan melayang demi ibu pertiwi, Tugu Pahlawan yang terletak di jl pahlawan yang sekarang ini di bangu nsebuah monumen tentang perjuangan dan pengorbanan arek-arek suroboyo untuk mengusir penjajah Belanda dengan bersenjatan bambu runcing namun senjata utamanya semangat yang tinggi dan iklas berkorban. Sekarang ini Surabaya telah menjelma menjadi kota metropolitan kedua dengan hiruk pikuk lalulintasnya juga perdagangannya, Sentra perdagangan yang sudah terkenal di jl kembang jepun, kapasan, pasar turi, kramat gantung dan Utuk pusat perdagangan bunga terletak di jl kayoon, banyak petani bunga yang mengirimkan hasilnya untuk di pasarkan kepada konsumen dan toko bunga pun mulai menjamur di sepanjang jalan tersebut, dari puluhan toko bunga yang terletak di kayoon ada sebuah toko bunga yang memberikan inspirasi hingga suatu ketika mendirikan sebuah toko bunga dan bisa berhasil sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar